PENGENALAN PADA
JARINGA TELEPON DAN TELEGRAF
PENDAHULUAN
Dalam gambar 5.2 telah diperlihatkan suatu prinsip yang sangat
sederhana dari suatu hubungan telefon, dimana pada tiap sisi terdapat
transducer pengirim dan transducer penerima. Gambar tersebut dapat lebih
disederhanakan lagi, seperti terlihat pada gambar 7.1
Penghantar 2 kawat
Gambar 7.1
sistem telepon secara sederhana
Selain
dari hubungan telepon seperti diatas, terdapat bentuk lain dari system komunikasi,
antara lain komunikasi dengan menggunakan kata – kata tertulis yang disebut
system telegraf. Salah satu jenis system telegraf ini mempunyai dua buah alat pencetak jarak
jauh ( teleprinter) yang dihubungka satu dengan yang lain oleh kawat penghantar.
TELEPRINTER
adalah suatu alat yang kelihatannya seperti suatu mesin tik besar, dengan
tombol – tombol tekan yang berisi huruf – huruf, gambar – gambar dan tanda –
tanda lain yang umum digunakan. Bila suatu tombol ditekan, peralatan
teleprinter tersebut akan menghasilkan suatu bentuk serangkaian pulsa – pulsa
tegangan (+80 volt dan -80 volt) sesuai dengan system kode “murray” (kode
dengan 5 unit). Pulsa – pulsa tegangan tersebut kemudian diteruskan ke kawat
penghantar yang dihubungkan dengan teleprinter lain sedemikian rupa sehingga
serangkaian pulsa arus akan mengalir sepanjang penghantar tersebut ke
teleprinter pada sisi lain, pulsa – pulsa arus ini kemudian akan meng”aktif”kan
suatu penerima elektromagnetis yang selanjutnya menggerakan mekanisme teleprinter
tersebut untuk mencetak kembali huruf/tanda yang sesuai dengan apa yang telah
dipilih pada teleprinter pengirim.
Pada
saat yang sama, pada teleprinter pengirim pulsa – pulsa tegangan dapat
disambungkan keperalatan menerima elektomagnetisnya semndiri sehingga dapat
dibuat duplikat dari pesan yang sedang dikirimkan pada teprinter pada sisi yang
lain. Pesan – pesan tersebut dapat dietak pada kertas biasa, atau pada suatu
bentuk kertas tik yang panjang yang tidak kertas biasa, atau pada suatu bentuk kertas
tik yang panjang yang tidak terputus – putus.Cara yang terakhir ini digunakan
pada system telegraf untuk umum.kertas tik yang panjang ini dapat dipotong –
potong dan selanjutnya ditempelkan pada suatu bentuk formulir telegram dan
segera dikirimkan ke si alamat.
Gambar
7.2 memperlihatkan suatu hubungan telegraf yang sederhana, dimana penghanatar
yang digunakan untuk menghubungkan kedua teleprinter, dapat berupa satu kawat
ataupun dua kawat, tergantung pada system yang digunakan.
Penghantar kawat atau 2 kabel
Gambar 7.2 sistem telegraf sederhana
Kedua system
komunikasi yang diperlihatkan pada gambar 7.1 dan gambar 7.2 memperlihatkan
hubungan yang permanen antara dua tempat A dan B dan merupaka system pertama
yang digunakan untuk kedua jenis komunikasi ini. Tidak sulit dibayangkan bahwa
pada saat permulaan digunakannya system komunikasi ini, banyak orang atau
pelanggan (subscriber)
ingin turut menggunakannya. Selanjutnya setiap orang yang menggunakan system ini juga berharap agar ia tidak hannya dapat berkomunikasai dengan satu orang saja, tapi bila diperlukan ia dapat melakukan hubungan komunikasi dengan orang – orang lain yang terhubung dalam system tersebut.
ingin turut menggunakannya. Selanjutnya setiap orang yang menggunakan system ini juga berharap agar ia tidak hannya dapat berkomunikasai dengan satu orang saja, tapi bila diperlukan ia dapat melakukan hubungan komunikasi dengan orang – orang lain yang terhubung dalam system tersebut.
Untuk suatu jumlah
yang kecil, misalnya empat atau lima orang, masih mungkin untuk menyediakan
sambungan – sambungan penghantar keseluruh peralatan telefon atau telegraf
tersebut, seperti diperlihatkan dalam gambar 7.3. pada system komunikasi dengan
jumlah pemakai yang kecil tersebut, diperlukan beberapa untuk tanda atau kode,
sehingga setiap pemakaian dapat menghubungi pemakai atau langganan yang lain
bila diinginkan.
Jelas bahwa ada
suatu batas tertentu yang dapat dilayanidengan system komunikasi secara lengkap
tersebut, terbatas baik dalam jumlah langganan maupun dalam luas daerah
geografis yang dapat dicakup.Dapat kita bayangkan bagaimana sulitnya hubungan
ratusan atau ribuan langganan dengan jarak – jarak yang cukup jauh secara
lengkap.
Penghantar 2 kawat
Gambar 7.3
sistem komunikasi dengan hubungan yang lengkap
Karena itu timbul
suatu perkembangan, dimana disediaka suatu lokasi (titik) pusat kelokasi semua
anggota yang dihubungkan, selanjutnya dari lokasi ini setiap dua anggota dapat
dohubungkan sesuai dengan kebutuhannya.Tempat lokasi atau titik pusat ini
dinamakan EXCHANGE (pusat sakelar penghubung). Kantor – kantor telepon dan
kantor telegraf merupakan suatu “exchange” atau pusat sakelar penghubung, dan
diperlukan seorang operator untuk menyambungkan sakelar – sakelar penghubung
sesuai dengan permintaan langganan.
Suatu system
hubunga telepon dengan prinsip “exchange” diperlihatkan dalam gambar 7.4.
Pemutusan-penyambungan hubungan dilakukan oleh operator sesuai
permintaaan
Sakelar
penghubung
telepon
Gambar 7.4
sistem hubungan telepon sederhana dengan satu titik pusat sakelar penghubung
atau “exchange”
Bila suatu system
pelepon atau telegraf telah dibangun dala suatu daerah/ kota tertentu, maka
akan segera timbul peminat – peminat lain untuk turut menggunakan system ini
sehingga akan pula segera timbul kebutuhan untuk menyediakan system ini secera
nasional. Dengan memperlihatkan gambar 7.4, adalah tidak praktis untuk hannya
membangun satu pusat sakelar penghubung dalam suatu Negara, dengan semua
langganan dihubungkan kepusat sakelar penghubung.Hal ini disebabkan banyaknya
jumlah sakelar penghubung yang harus disediakan dan juga karena panjangnya
penghantar yang harus disediakan untuk setiap langganan.Dengan demikian
sejumlah pusat sakelar penghubung harus disediakan dalan suatu JARINGAN
NASIONAL (national network).Untuk ini setiap pusat sakelar penghubung harus
mempunyai batas daerah geografis yang jelas dan jumlah langganan yang terbatas
yang dihubungkan dengannya.
Selanjutnya timbul
kesulitan bagaimana agar langganan – langganan pada suatu pusat sekelar
penghubung dapat dihubungkan dengan pemakaian lain pada pusat sakelar
penghubung yang lain dalam negara tersebut. Sebagaimana tidak praktisnya jika
keseluruhan langganan daalm suatu pusat sakelar penghubung dihubungkan secara
lengkap. Hal ini diperlihatkan dalam gambar 7.5, dengan hannya lima pusat
sakelar penghubung yang dihubungkan secara lengkap.
Kawat-kawat penghubung
Langganan telepon
Gambar 7.5 lima pusat sakelar penghubung yang dihubungkan secara
lengkap.
Penghantar –
penghantar yang menghubungkan pusat – pusat sakelar penghubung di atas
merepresentasikan sejumlah penghantar dua kawat dan disebut JUNCTIONS. Jelaslah
bahwa jika cara ini diterapkan pada jumlah pusat sakelar penghubung yang
banyak, maka jumlah penghantar – penghantar yang diperlukan akan sangat banyak
pula. Kesulitan ini dapat diatasi dengan cara mengelompokan pusat – pusat
sakelar penghubung dalam suatu daerah geografis tertentu kedalam suatu KELOMPOK
pusat sakelar penghubung, dan memilih salah satu pusat penghubung sakelar
tersebut sebagai pusat penghubung kelompok yang disebut sebagai GROUP SWITCHING
CENTRE (GSC). Hal ini diperlihatkan dalam gambar 7.6.
sakelar
penghubung A dan
pusat kelompok
sakelar Ke pusat sakelar penghubung internasional
penghubung
(GSC)
langganan telefon
penghubung lokal
Gambar 7.6
pemusatan pada kelompok pusat – pusat sakelar penghubung (Group Switching Centre)
Hubungan –
hubungan antara pusat – pusat sakelar penghubung dalam suatu kelompok dapat
dilakukan dengan jaringan penghubung rangkaian penuh, tapi semua hubungan
dengan pemakai – pemakai di luar (outside) kelompok tersebut dilakukan melalui
suatu GSC. Dengan cara ini sejumlah pusat sakelar penghubung local menempati
satu GSC. Dengan cara ini sejumlah pusat sakelar penghubung local menempati
satu GSC, dan pangilan – pangilan dari luar kelompok dipusatkan pada GSC
tersebut.
Dengan cara yang
sama untuk meneruskan suatu panggilan jarak jauh (interlokal), beberapa
kelompok GSC dapat menempati satu pusat sakelar penghubung (“switching
centre”). Pusat – pusat sakelar penghubung untuk percakapan interlokal jarak
jauh ini disebut sebagai TRUNK SWITCHING CENTRE atau “TSC”.Dalam gambar 7.7
diperlihatkan hubungan – hubungan langsung antara beberapa GSC yang berdekatan
dimana jumlah pangilan – pangilan yang ada memungkinkan.
Dengan cara ini,
yaitu dengan bentuk suatu jaringan pusat – pusat sakelar penghubung bertingkat,
dengan pangilan – pangilan dikumpulkan atau dipusatkan pada tempat – tempat
yang setrategis, seluruh negara dapat tercakup dalam system ini dan dapat
digunakan sambungan jaringan seminimum mungkin.
Ketika jaringan
komunikasi di inggris direncanakan kembali dalam tahun 1930, penyambungan –
penyambungan dan pemutusan – pemutusan hubungan pada pusat – pusat sakelar
penghubung.Saat ini telah dapat dilakukan hubungan langsung ke hampir semua
pemakaian pada jarak jauh.
Jaringan
interlokal antara GSC-GSC
Bila
diperlukan
Ke TSC-TSC yang lain
Jaringan interlokal dari GSC ke TSC
Gambar 7.7
pemusatan pangilan – pangilan jarak jauh (interlokal) pada suatu “Trunk
Switching Centre”
Yaitu dengan mengunakan suatu jaringan yang disebut “Subsciber Trunk
Dialing (STD)”.jaringa STD ini dibagi dalam dua bagian yaitu:
1.
Bagian
yang menangani pangilan – pangilan pada jarak yang relative pendek, dan juga
pangilan jarak jauh yang hanya membutuhkan satu pusat sakelar penghubung perantaara
antara GSC pengirim dan GSC yang dituju. Pemutusan dan penghubungan rangkaian
pada bagian ini dilakukan pada bagian dengan rangkain dua kawat.
2.
Bagian
yang lain disebut jaringan TRANSIT dan digunakan pada pangilan – pangilan jarak
jauh yang membutuhkan lebih dari satu pusat sakelar penghubung. Pemutusan dan
penyambungan hunbungan dalam hal ini dilakukan pada bagian rangkaian –
rangakaian dengan 4 – kawar dan engan suatu system sinyal kecepatan tinggi.
Prinsip dari jaringan sakelar penghubung telefon di inggris
diperintahkan dalam gambar 7.8. “TSC – TSC” dalam hal ini dibagi dalam dua
kategori yaitu: PUSAT – PUSAT SAKELAR PENGHUBUNG DISTRIK (DSC) dan MSC yang ada
dihubungkan secara penuh. Setiap GSC dihubungkan pada minimal satu DSC.
Jadi pada jaringan komunikasi nasional terdapat tingkat – tingkat
yang berbeda dan pusat – pusat sakelar penghubung yang dibuat berdasarkan
urutan kepentingannya. Makin penting tingkat tertentu dari suatu pusatsakelar
penghubung, makun banyak mereka terdapat. Disamping itu juga terdapat bermacam
– macam tingkat jaringan penghubung, sebagai contoh:
Ke
MSC – MSC lain
Penghantar utama (4 kawat)
PISAT SAKELAR PENGHUBUNG UTAMA penghantar
utama (2kawat
PUSAT
SAKELAR DISTRIK penghantar pilihan
(4kawat)
penghantar
pilihan (2kawat)
Gambar 7.8 gambar dari suatu jaringan sakelar penghubung nasional.
Jaringan para langganan (“subscribers line”), penghubung antara
kelompok langganan (“junctions”) dan jaringan sambungan interlokal. Dalam hal
ini jaringan penghubung yang disediakan disesuaikan dengan jaraknya,
kepentingannya dan biayanya.
Sebagai gambaran bagaimana dua langganan telepon dalam bagian yang
berbeda dalam satu Negara dapat saling berhubungan, diperlihatkan dalam gambar
7.9.
Dalam hubungan antara dua langganan telepon yang relatif dekat satu
sama lain, tidaklah diperlukan suatu jaringan perantara, sebagaimana diperlikan
dalam gambar 7.10. jadi diperlukan tidaknya suatu GSC perantara ditentukan oleh
jarak antara langganan – langganan telefon tersebut.
langganan
yg memanggil Jaringan perantara langganan yg dipanggil
sumber tujuan
penghub. Antar langganan jaringan
penghub.
Gamnbar 7.9
bagan dari suatu jaringan penghubung telefon nasional
Jaringan
menengah
langgan yang meminta langgan
yang dipanggil
Pilih hubungan-hubungan
Gambar 7.10
hubungan antara dua langganan telepon tanpa menggunakan jaringan perantara.
Kebutuhan
selanjutnya dari seorang langganan telepon adalah melakukan hubungan telefon
dengan seseorang dinegara lain. Dengan cara yang sama seperti hubungan telepon
nasional, dimana hubungan dilakukan secara bertahap, dipusatkan pada GSC, DSC
dan MSC, demikian pula hubungan telepon dengan Negara lain dipusatkan pada
suatu PUSAT SAKELAR PENGHUBUNG INTERNASIONAL (international exchange) di setiap
Negara. Di inggris, pusat sakelar penghubung internasional ini terdapat di
London. Gambar 7.11 memperlihatkan suatu hubungan kesuatu pusat sakelar
penghubung internasional.
JARINGAN DISTRIBUSI LOKAL
Sekarang akan kita perhatikan cara menghubungkan peralatan –
peralatan telepon para langganan ke suatu pusat sakelar hubungan telepon local.
Pilihan hubungan yang tersedia
langganan yang menerima penghubung
internasional
ke pusat sakelar penghubung internasional atau ke Negara lain
Gambar 7.11
suatu hibungan dari langanan – langgananke suatu pusat sakelar penghubung
internasional.
Sebagai pegangan, kita anggap bahwa setiap telepon membutuhkan
jaringan dengan dua kawat penghantar atau SATU PASANG kawat penghantar.
Pasangan –
pasangan kawat penghantar ini keluar dari suatu pusat sakelar penghubung dalam
kabel – kabel besar utama (yang terdiri dari banyak pasangan kawat), yang
kemudian disambungkan ke titik – titik hubungan utama atau lemari – lemari
(cabinet) logam yang diletakan pada beberapa tempat yang berbeda dalam daerah
geografis pusat sakelar hubungan telepon tersabut.
Selanjutnya satiap
titik hubungan utama atau lemari – lemari logam tersebut disambungkan ke
sejumlah titik – titik hubungan tingkat dua atau tiang – tiang (pilar) dengan
menggunakan kabel – kabel cabang (yang mempunyai banyak pasang kawat) yang
lebih kecil. Dari titik – titik hubungan tingkat kedua ini atau tiang – tiang
ini, kabel – kabel distribusi dihubungkan ke titik – titik distribusi (DP). Selanjutnya
titik – titik distribusi ini dihubungkan ke suatu jumlah kecil langganan.
Hubungan dari
suatu titik distribusi ke masing – masing langganan ini di lakukan melalui
suatu pasang kabel berisolasi yang sederhana atau dapat juga melalui suatu
batang kabel atau dua buah kawat udara tanpa isolasi. Lemari – lemari logam
yang digunakan sebagai titik hubungan utama dan tiang – tiang yang digunakan
sebagai titik hubungantingkat kedua memenerikan suatu fleksibilitas yang tinggi
dalam pendistribusian pasangan – pasangan kabel dalam suatu daerah pusat
sakelar penghubung telepon.
Sistem distribusi
hubungan local dengan lemari logam dan tiang-tingan ini telah menjadi suatu
standar selama bertahun-tahun.. pada waktu unu tiang-tiang yang digunakan
sebagai titik hubung tingkat kedua sedang dalam tahap peribahan, yaitu dengan
digunakan lemari-lemari yang terbuat dari besi tuang yang mempunyai
fleksibilitas yang sama dengan tiang-tiang, tetapi dengan suatu metode atau
cara menghubungkan pasangan-pasangan kabel yang berbeda. Hal ini diperlihatkan
dalam gambar 7.12.
7.3 Hubungan Antara Pusat Pusat Saklar Penghubung Telepon
Dalam
gambar 7.8 telah diperlihatkan suatu jaringan telepon nasional, dengan
kawat-kawat sambungan lokal, hubungan antara pusat-pusat saklar penghubung
tertentu dan rangkaian-rangkaian inter lokal antara pusat. DP
Titik
hubung sekunder (SCP)
Titik hubung primer (PCP)
|
Kabel
penyambung
DP kabel-kabel
cabang
Kabel kabel utama yang menuju lemari-lemari penghubung lain
Kabel distribusi kabel
langganan
Gambar 7.12 prinsip jaringan distribusi hubungan telepon lokal.
Penhubung yang lain dalam bab 6 telah dijelaskan secara singkat
bermacam macam kabel
Untuk
menghubungkan langganan-langganan telefon kesuatu pusat sakelar penghubung dan
pusat-pusat saklar penghubung tersebut dengan GSC, umunnya digunakan suatu
tutup kabel dengan BANYAK PASANGAN kawat. Sedangkan untuk hubungan antara GSC
dengan TSC (pusat sakelar penghubung interlokal), serta antara TSC itu sendiri,
digunakan kabel-kabel koaksial.
Kabel-kabel yang
digunakan ini umumnya dikubur didfalam tanah, tapi kadang-kadang diperlukan
pula kabel-kabel khusus yang dapat dipergunakan dalam laut, bila dipergunakan
sambungan-sambungan yang menyeberangi sungan, danau, laut dan sebagainya.
7.4 SInyal-Sinyal Pembari Tanda (Supervisori Signals)
Ketika pertama kali jaringan telepon digunakan, sambungan antara
pemakai pada pusat-pusat sakelar penghubung dilakukan secara manual oleh
operator-operator telepon. Segera disadari bahwa banyak keuntungan yang
diperoleh jika digunakan suatu peralatan otomatis yang dapat diatur dari jauh
oleh pelanggan-pelanggan telepon yang memerlukan hubungan, dengan mempergunakan
“dial”nomor telepon dari telepon yang bersangkutan.
Dalam system
manual, bila seorang langganan menginginkan untuk melakukan suatu hubungan
telepon, maka sutau sinyal akakn mengalir dari pesawat teleponnya ke puasat
sakelar penghubung dan akan segera dilayani oleh operator. Langganan yang
memanggil tadi akan mengetahui bila operator tersebut telah menjawab
pangilannya, karena operator tersebut akan menanyakan nomor telepon yang
diinginkannya. Dalam system otomatis, untuk mengetahui bahwa peralatan telepon
otomatis tersebut telah siap untuk menerima pesan-pesan maka perlu dikirimkan
beberapa tanda-tanda sinyal tertentu kepada langganan yang memanggil tadi.
Sinyal ini dinamakan DIAL TONE.
Dalam system
manual, bila operator meminta agar pelanggan menyebutkan nomor yang diingikan,
maka akan diberitahukan. Selanjutnya operator tersebut memeriksa apakah nomor
yang diinginkan tesebut sedang tidak digunakan, dan bila tidak, operator akan
memberitahukan dengan member sinyal listrik yang akan membunyikan bel pada
nomor telepon yang diinginka tersebut, sementara itu ia memberitahu pada
langganan yang meminta hubungan tersebut, bahwa operator sedang mencoba untuk
menghubungkannya. Untuk melaksanakan tugas yang sama itu pada system otomatis,
dibutuhkan suatu sinyal pemberitahuan, dan sinyal ini dinamakan RING TONE. Pada
waktu yang sama dengan pengiriman sinyal ini, dikirim pula ARUS LISTRIK untuk
menyembunyikan bel pada telepon yang di panggil, persis seperti yang dilakukan
oleh operator telepon pada system manual.
Selanjutnya pada
system manual, jika pelanggan yang diinginkan telah siap untuk melakukan
hubungan, maka operator memberitahukan langganan yang memanggil bahwa system
telah siap untuk dipakai. Dalam system otomatis, suatu tanda yang dinamakan
BUSY TONE diperlukan untuk memberitahukan bahwa system telah siap untuk dipakai
jika langganan meminta operator untuk menyambungkan dengan nomor yang tidak
ada, maka pada system manual operator akan memberitahukan pada langganan
tersebut, bahwa nomor yang diminta tidak ada. Dalam system otomatis, digunakan
suatu tanda yang dinamakan NUMBER UNOBTAINABLE TONE (NU) untuk memberitahukan
langganan yang meminta nomor tersebut.
Dalam suatu pusat
sakelar penghubung otomatis untuk hubungan interlokal, bila seorang langganan
memutar nomor telepon yang diminta, mungkin peralatan otomatis tersebut tidak
dapat menyambungkan pangilan telepon tersebut, diakrenakan nomor yang diminta
sedang dipakai berhubungan dengan nomor yang lain. Dalam hal ini, untuk
memberitahukan langganan telepon yang meminta hubungan tadi dikirimkan suatu
sinyal yang dinamakan EQUIPMENT BUSY TONE atau yang sering disebut sebagai nada
sibuk.
7.5 Jaringan Telegraf
Pada banyak Negara kebutuhan untuk tersedianya dua buah jaringan
teleprinter sudah sangat mendesak.
Pertama, adalah
suatu jaringan untuk masyarakat umum denganmana masyarakat dapat mengirimkan
telegram kesetiap alamat dalam Negara tersebut. Telegram semacam itu dapat
dibuat dalam suatu bentuk formulir telegram bertulis pada suatu kantor pos,
ataupun dengan menelponkan telegram tersebut kepada operator pada suatu panel
telegraf khusus dengan memutar suatu kode (nomor) tertentu. Pesan pada telegram
tersebut, kemudian disampaikan oleh teleprinter kesuatu terminal telegraf yang
terdekat pada tempat yang dituju. Operator telegram pada tempat yang dituju
tersebut kemudian menempelkan pita pesanan telrprinter tersebut pada suatu
formulir telegram yang selanjutnya kemudian dikirimkan ke alamat yang situju.
Kedua, adalah
kebutuhan akan adanya suatu jaringan teleprinter untuk komunikasi pribadi
antara orang-orang tertentu atau antara perusahaan-perusahaan ataupun antara
organisasi-organisasi, dikmana lebih disukai untuk mengirimkan pesan tercetak
(tertulis) dari pada penyampaian pesan lisan melalui telepon. System seperti
ini lebih dikelal dengan nama TELEX.
Pada umumnya
komunikasi dengan teleprinter pribadi ini menggunakan jaringan tepon umum.
Setiap langganan yang memerlukan fasilitas ini menyewa suatu teleprinter
sebagaimana penyewaan suatu telefon. Untuk megirimkan suatu pesan telex, suatu
panggilan telepon dikirimkan ke nomer yang diinginka, dan ketika hubungan telex
telah terlaksana, kedua langganan tersebut memindahkannya atau “menswitch” dari
telepon ke teleprinter, dengan demikian pesan-pesan dapat dikirim secara
tertulis. Hal ini diperlihatkan pada gambar 7.13.
Gambar 7.13 hubungan jaringan telex yang pertama
Peralatan dengan
frekuensi suara manusia yang diperlihatkan dalam gambar 7.13, dibutuhkan untuk
merubah kode-kode pulsa arus searah kurang lebih 80 V menjadi tegangan
bolak-balik yang memiliki frekuensi dalam suara manusia, sedemikian sehingga
jaringan telepon dapat menangani sinyal informasi dari teleprinter tersebut.
Pada system dengan cara hubungan seperti ini, timbul beberapa kesulitan.
Selanjutnya untuk mengatasi hal ini, dibuat suatu jaringan sakelar (switching)
terpisah secara lengkap, khusus untuk melayani komunikasi dengan telex ini.
PENGENALAN PADA
JARINGA TELEPON DAN TELEGRAF
PENDAHULUAN
Dalam gambar 5.2 telah diperlihatkan suatu prinsip yang sangat
sederhana dari suatu hubungan telefon, dimana pada tiap sisi terdapat
transducer pengirim dan transducer penerima. Gambar tersebut dapat lebih
disederhanakan lagi, seperti terlihat pada gambar 7.1
Penghantar 2 kawat
Gambar 7.1
sistem telepon secara sederhana
Selain
dari hubungan telepon seperti diatas, terdapat bentuk lain dari system komunikasi,
antara lain komunikasi dengan menggunakan kata – kata tertulis yang disebut
system telegraf. Salah satu jenis system telegraf ini mempunyai dua buah alat pencetak jarak
jauh ( teleprinter) yang dihubungka satu dengan yang lain oleh kawat penghantar.
TELEPRINTER
adalah suatu alat yang kelihatannya seperti suatu mesin tik besar, dengan
tombol – tombol tekan yang berisi huruf – huruf, gambar – gambar dan tanda –
tanda lain yang umum digunakan. Bila suatu tombol ditekan, peralatan
teleprinter tersebut akan menghasilkan suatu bentuk serangkaian pulsa – pulsa
tegangan (+80 volt dan -80 volt) sesuai dengan system kode “murray” (kode
dengan 5 unit). Pulsa – pulsa tegangan tersebut kemudian diteruskan ke kawat
penghantar yang dihubungkan dengan teleprinter lain sedemikian rupa sehingga
serangkaian pulsa arus akan mengalir sepanjang penghantar tersebut ke
teleprinter pada sisi lain, pulsa – pulsa arus ini kemudian akan meng”aktif”kan
suatu penerima elektromagnetis yang selanjutnya menggerakan mekanisme teleprinter
tersebut untuk mencetak kembali huruf/tanda yang sesuai dengan apa yang telah
dipilih pada teleprinter pengirim.
Pada
saat yang sama, pada teleprinter pengirim pulsa – pulsa tegangan dapat
disambungkan keperalatan menerima elektomagnetisnya semndiri sehingga dapat
dibuat duplikat dari pesan yang sedang dikirimkan pada teprinter pada sisi yang
lain. Pesan – pesan tersebut dapat dietak pada kertas biasa, atau pada suatu
bentuk kertas tik yang panjang yang tidak kertas biasa, atau pada suatu bentuk kertas
tik yang panjang yang tidak terputus – putus.Cara yang terakhir ini digunakan
pada system telegraf untuk umum.kertas tik yang panjang ini dapat dipotong –
potong dan selanjutnya ditempelkan pada suatu bentuk formulir telegram dan
segera dikirimkan ke si alamat.
Gambar
7.2 memperlihatkan suatu hubungan telegraf yang sederhana, dimana penghanatar
yang digunakan untuk menghubungkan kedua teleprinter, dapat berupa satu kawat
ataupun dua kawat, tergantung pada system yang digunakan.
Penghantar kawat atau 2 kabel
Gambar 7.2 sistem telegraf sederhana
Kedua system
komunikasi yang diperlihatkan pada gambar 7.1 dan gambar 7.2 memperlihatkan
hubungan yang permanen antara dua tempat A dan B dan merupaka system pertama
yang digunakan untuk kedua jenis komunikasi ini. Tidak sulit dibayangkan bahwa
pada saat permulaan digunakannya system komunikasi ini, banyak orang atau
pelanggan (subscriber)
ingin turut menggunakannya. Selanjutnya setiap orang yang menggunakan system ini juga berharap agar ia tidak hannya dapat berkomunikasai dengan satu orang saja, tapi bila diperlukan ia dapat melakukan hubungan komunikasi dengan orang – orang lain yang terhubung dalam system tersebut.
ingin turut menggunakannya. Selanjutnya setiap orang yang menggunakan system ini juga berharap agar ia tidak hannya dapat berkomunikasai dengan satu orang saja, tapi bila diperlukan ia dapat melakukan hubungan komunikasi dengan orang – orang lain yang terhubung dalam system tersebut.
Untuk suatu jumlah
yang kecil, misalnya empat atau lima orang, masih mungkin untuk menyediakan
sambungan – sambungan penghantar keseluruh peralatan telefon atau telegraf
tersebut, seperti diperlihatkan dalam gambar 7.3. pada system komunikasi dengan
jumlah pemakai yang kecil tersebut, diperlukan beberapa untuk tanda atau kode,
sehingga setiap pemakaian dapat menghubungi pemakai atau langganan yang lain
bila diinginkan.
Jelas bahwa ada
suatu batas tertentu yang dapat dilayanidengan system komunikasi secara lengkap
tersebut, terbatas baik dalam jumlah langganan maupun dalam luas daerah
geografis yang dapat dicakup.Dapat kita bayangkan bagaimana sulitnya hubungan
ratusan atau ribuan langganan dengan jarak – jarak yang cukup jauh secara
lengkap.
Penghantar 2 kawat
Gambar 7.3
sistem komunikasi dengan hubungan yang lengkap
Karena itu timbul
suatu perkembangan, dimana disediaka suatu lokasi (titik) pusat kelokasi semua
anggota yang dihubungkan, selanjutnya dari lokasi ini setiap dua anggota dapat
dohubungkan sesuai dengan kebutuhannya.Tempat lokasi atau titik pusat ini
dinamakan EXCHANGE (pusat sakelar penghubung). Kantor – kantor telepon dan
kantor telegraf merupakan suatu “exchange” atau pusat sakelar penghubung, dan
diperlukan seorang operator untuk menyambungkan sakelar – sakelar penghubung
sesuai dengan permintaan langganan.
Suatu system
hubunga telepon dengan prinsip “exchange” diperlihatkan dalam gambar 7.4.
Pemutusan-penyambungan hubungan dilakukan oleh operator sesuai
permintaaan
Sakelar
penghubung
telepon
Gambar 7.4
sistem hubungan telepon sederhana dengan satu titik pusat sakelar penghubung
atau “exchange”
Bila suatu system
pelepon atau telegraf telah dibangun dala suatu daerah/ kota tertentu, maka
akan segera timbul peminat – peminat lain untuk turut menggunakan system ini
sehingga akan pula segera timbul kebutuhan untuk menyediakan system ini secera
nasional. Dengan memperlihatkan gambar 7.4, adalah tidak praktis untuk hannya
membangun satu pusat sakelar penghubung dalam suatu Negara, dengan semua
langganan dihubungkan kepusat sakelar penghubung.Hal ini disebabkan banyaknya
jumlah sakelar penghubung yang harus disediakan dan juga karena panjangnya
penghantar yang harus disediakan untuk setiap langganan.Dengan demikian
sejumlah pusat sakelar penghubung harus disediakan dalan suatu JARINGAN
NASIONAL (national network).Untuk ini setiap pusat sakelar penghubung harus
mempunyai batas daerah geografis yang jelas dan jumlah langganan yang terbatas
yang dihubungkan dengannya.
Selanjutnya timbul
kesulitan bagaimana agar langganan – langganan pada suatu pusat sekelar
penghubung dapat dihubungkan dengan pemakaian lain pada pusat sakelar
penghubung yang lain dalam negara tersebut. Sebagaimana tidak praktisnya jika
keseluruhan langganan daalm suatu pusat sakelar penghubung dihubungkan secara
lengkap. Hal ini diperlihatkan dalam gambar 7.5, dengan hannya lima pusat
sakelar penghubung yang dihubungkan secara lengkap.
Kawat-kawat penghubung
Langganan telepon
Gambar 7.5 lima pusat sakelar penghubung yang dihubungkan secara
lengkap.
Penghantar –
penghantar yang menghubungkan pusat – pusat sakelar penghubung di atas
merepresentasikan sejumlah penghantar dua kawat dan disebut JUNCTIONS. Jelaslah
bahwa jika cara ini diterapkan pada jumlah pusat sakelar penghubung yang
banyak, maka jumlah penghantar – penghantar yang diperlukan akan sangat banyak
pula. Kesulitan ini dapat diatasi dengan cara mengelompokan pusat – pusat
sakelar penghubung dalam suatu daerah geografis tertentu kedalam suatu KELOMPOK
pusat sakelar penghubung, dan memilih salah satu pusat penghubung sakelar
tersebut sebagai pusat penghubung kelompok yang disebut sebagai GROUP SWITCHING
CENTRE (GSC). Hal ini diperlihatkan dalam gambar 7.6.
sakelar
penghubung A dan
pusat kelompok
sakelar Ke pusat sakelar penghubung internasional
penghubung
(GSC)
langganan telefon
penghubung lokal
Gambar 7.6
pemusatan pada kelompok pusat – pusat sakelar penghubung (Group Switching Centre)
Hubungan –
hubungan antara pusat – pusat sakelar penghubung dalam suatu kelompok dapat
dilakukan dengan jaringan penghubung rangkaian penuh, tapi semua hubungan
dengan pemakai – pemakai di luar (outside) kelompok tersebut dilakukan melalui
suatu GSC. Dengan cara ini sejumlah pusat sakelar penghubung local menempati
satu GSC. Dengan cara ini sejumlah pusat sakelar penghubung local menempati
satu GSC, dan pangilan – pangilan dari luar kelompok dipusatkan pada GSC
tersebut.
Dengan cara yang
sama untuk meneruskan suatu panggilan jarak jauh (interlokal), beberapa
kelompok GSC dapat menempati satu pusat sakelar penghubung (“switching
centre”). Pusat – pusat sakelar penghubung untuk percakapan interlokal jarak
jauh ini disebut sebagai TRUNK SWITCHING CENTRE atau “TSC”.Dalam gambar 7.7
diperlihatkan hubungan – hubungan langsung antara beberapa GSC yang berdekatan
dimana jumlah pangilan – pangilan yang ada memungkinkan.
Dengan cara ini,
yaitu dengan bentuk suatu jaringan pusat – pusat sakelar penghubung bertingkat,
dengan pangilan – pangilan dikumpulkan atau dipusatkan pada tempat – tempat
yang setrategis, seluruh negara dapat tercakup dalam system ini dan dapat
digunakan sambungan jaringan seminimum mungkin.
Ketika jaringan
komunikasi di inggris direncanakan kembali dalam tahun 1930, penyambungan –
penyambungan dan pemutusan – pemutusan hubungan pada pusat – pusat sakelar
penghubung.Saat ini telah dapat dilakukan hubungan langsung ke hampir semua
pemakaian pada jarak jauh.
Jaringan
interlokal antara GSC-GSC
Bila
diperlukan
Ke TSC-TSC yang lain
Jaringan interlokal dari GSC ke TSC
Gambar 7.7
pemusatan pangilan – pangilan jarak jauh (interlokal) pada suatu “Trunk
Switching Centre”
Yaitu dengan mengunakan suatu jaringan yang disebut “Subsciber Trunk
Dialing (STD)”.jaringa STD ini dibagi dalam dua bagian yaitu:
1.
Bagian
yang menangani pangilan – pangilan pada jarak yang relative pendek, dan juga
pangilan jarak jauh yang hanya membutuhkan satu pusat sakelar penghubung perantaara
antara GSC pengirim dan GSC yang dituju. Pemutusan dan penghubungan rangkaian
pada bagian ini dilakukan pada bagian dengan rangkain dua kawat.
2.
Bagian
yang lain disebut jaringan TRANSIT dan digunakan pada pangilan – pangilan jarak
jauh yang membutuhkan lebih dari satu pusat sakelar penghubung. Pemutusan dan
penyambungan hunbungan dalam hal ini dilakukan pada bagian rangkaian –
rangakaian dengan 4 – kawar dan engan suatu system sinyal kecepatan tinggi.
Prinsip dari jaringan sakelar penghubung telefon di inggris
diperintahkan dalam gambar 7.8. “TSC – TSC” dalam hal ini dibagi dalam dua
kategori yaitu: PUSAT – PUSAT SAKELAR PENGHUBUNG DISTRIK (DSC) dan MSC yang ada
dihubungkan secara penuh. Setiap GSC dihubungkan pada minimal satu DSC.
Jadi pada jaringan komunikasi nasional terdapat tingkat – tingkat
yang berbeda dan pusat – pusat sakelar penghubung yang dibuat berdasarkan
urutan kepentingannya. Makin penting tingkat tertentu dari suatu pusatsakelar
penghubung, makun banyak mereka terdapat. Disamping itu juga terdapat bermacam
– macam tingkat jaringan penghubung, sebagai contoh:
Ke
MSC – MSC lain
Penghantar utama (4 kawat)
PISAT SAKELAR PENGHUBUNG UTAMA penghantar
utama (2kawat
PUSAT
SAKELAR DISTRIK penghantar pilihan
(4kawat)
penghantar
pilihan (2kawat)
Gambar 7.8 gambar dari suatu jaringan sakelar penghubung nasional.
Jaringan para langganan (“subscribers line”), penghubung antara
kelompok langganan (“junctions”) dan jaringan sambungan interlokal. Dalam hal
ini jaringan penghubung yang disediakan disesuaikan dengan jaraknya,
kepentingannya dan biayanya.
Sebagai gambaran bagaimana dua langganan telepon dalam bagian yang
berbeda dalam satu Negara dapat saling berhubungan, diperlihatkan dalam gambar
7.9.
Dalam hubungan antara dua langganan telepon yang relatif dekat satu
sama lain, tidaklah diperlukan suatu jaringan perantara, sebagaimana diperlikan
dalam gambar 7.10. jadi diperlukan tidaknya suatu GSC perantara ditentukan oleh
jarak antara langganan – langganan telefon tersebut.
langganan
yg memanggil Jaringan perantara langganan yg dipanggil
sumber tujuan
penghub. Antar langganan jaringan
penghub.
Gamnbar 7.9
bagan dari suatu jaringan penghubung telefon nasional
Jaringan
menengah
langgan yang meminta langgan
yang dipanggil
Pilih hubungan-hubungan
Gambar 7.10
hubungan antara dua langganan telepon tanpa menggunakan jaringan perantara.
Kebutuhan
selanjutnya dari seorang langganan telepon adalah melakukan hubungan telefon
dengan seseorang dinegara lain. Dengan cara yang sama seperti hubungan telepon
nasional, dimana hubungan dilakukan secara bertahap, dipusatkan pada GSC, DSC
dan MSC, demikian pula hubungan telepon dengan Negara lain dipusatkan pada
suatu PUSAT SAKELAR PENGHUBUNG INTERNASIONAL (international exchange) di setiap
Negara. Di inggris, pusat sakelar penghubung internasional ini terdapat di
London. Gambar 7.11 memperlihatkan suatu hubungan kesuatu pusat sakelar
penghubung internasional.
JARINGAN DISTRIBUSI LOKAL
Sekarang akan kita perhatikan cara menghubungkan peralatan –
peralatan telepon para langganan ke suatu pusat sakelar hubungan telepon local.
Pilihan hubungan yang tersedia
langganan yang menerima penghubung
internasional
ke pusat sakelar penghubung internasional atau ke Negara lain
Gambar 7.11
suatu hibungan dari langanan – langgananke suatu pusat sakelar penghubung
internasional.
Sebagai pegangan, kita anggap bahwa setiap telepon membutuhkan
jaringan dengan dua kawat penghantar atau SATU PASANG kawat penghantar.
Pasangan –
pasangan kawat penghantar ini keluar dari suatu pusat sakelar penghubung dalam
kabel – kabel besar utama (yang terdiri dari banyak pasangan kawat), yang
kemudian disambungkan ke titik – titik hubungan utama atau lemari – lemari
(cabinet) logam yang diletakan pada beberapa tempat yang berbeda dalam daerah
geografis pusat sakelar hubungan telepon tersabut.
Selanjutnya satiap
titik hubungan utama atau lemari – lemari logam tersebut disambungkan ke
sejumlah titik – titik hubungan tingkat dua atau tiang – tiang (pilar) dengan
menggunakan kabel – kabel cabang (yang mempunyai banyak pasang kawat) yang
lebih kecil. Dari titik – titik hubungan tingkat kedua ini atau tiang – tiang
ini, kabel – kabel distribusi dihubungkan ke titik – titik distribusi (DP). Selanjutnya
titik – titik distribusi ini dihubungkan ke suatu jumlah kecil langganan.
Hubungan dari
suatu titik distribusi ke masing – masing langganan ini di lakukan melalui
suatu pasang kabel berisolasi yang sederhana atau dapat juga melalui suatu
batang kabel atau dua buah kawat udara tanpa isolasi. Lemari – lemari logam
yang digunakan sebagai titik hubungan utama dan tiang – tiang yang digunakan
sebagai titik hubungantingkat kedua memenerikan suatu fleksibilitas yang tinggi
dalam pendistribusian pasangan – pasangan kabel dalam suatu daerah pusat
sakelar penghubung telepon.
Sistem distribusi
hubungan local dengan lemari logam dan tiang-tingan ini telah menjadi suatu
standar selama bertahun-tahun.. pada waktu unu tiang-tiang yang digunakan
sebagai titik hubung tingkat kedua sedang dalam tahap peribahan, yaitu dengan
digunakan lemari-lemari yang terbuat dari besi tuang yang mempunyai
fleksibilitas yang sama dengan tiang-tiang, tetapi dengan suatu metode atau
cara menghubungkan pasangan-pasangan kabel yang berbeda. Hal ini diperlihatkan
dalam gambar 7.12.
7.3 Hubungan Antara Pusat Pusat Saklar Penghubung Telepon
Dalam
gambar 7.8 telah diperlihatkan suatu jaringan telepon nasional, dengan
kawat-kawat sambungan lokal, hubungan antara pusat-pusat saklar penghubung
tertentu dan rangkaian-rangkaian inter lokal antara pusat. DP
Titik
hubung sekunder (SCP)
Titik hubung primer (PCP)
|
Kabel
penyambung
DP kabel-kabel
cabang
Kabel kabel utama yang menuju lemari-lemari penghubung lain
Kabel distribusi kabel
langganan
Gambar 7.12 prinsip jaringan distribusi hubungan telepon lokal.
Penhubung yang lain dalam bab 6 telah dijelaskan secara singkat
bermacam macam kabel
Untuk
menghubungkan langganan-langganan telefon kesuatu pusat sakelar penghubung dan
pusat-pusat saklar penghubung tersebut dengan GSC, umunnya digunakan suatu
tutup kabel dengan BANYAK PASANGAN kawat. Sedangkan untuk hubungan antara GSC
dengan TSC (pusat sakelar penghubung interlokal), serta antara TSC itu sendiri,
digunakan kabel-kabel koaksial.
Kabel-kabel yang
digunakan ini umumnya dikubur didfalam tanah, tapi kadang-kadang diperlukan
pula kabel-kabel khusus yang dapat dipergunakan dalam laut, bila dipergunakan
sambungan-sambungan yang menyeberangi sungan, danau, laut dan sebagainya.
7.4 SInyal-Sinyal Pembari Tanda (Supervisori Signals)
Ketika pertama kali jaringan telepon digunakan, sambungan antara
pemakai pada pusat-pusat sakelar penghubung dilakukan secara manual oleh
operator-operator telepon. Segera disadari bahwa banyak keuntungan yang
diperoleh jika digunakan suatu peralatan otomatis yang dapat diatur dari jauh
oleh pelanggan-pelanggan telepon yang memerlukan hubungan, dengan mempergunakan
“dial”nomor telepon dari telepon yang bersangkutan.
Dalam system
manual, bila seorang langganan menginginkan untuk melakukan suatu hubungan
telepon, maka sutau sinyal akakn mengalir dari pesawat teleponnya ke puasat
sakelar penghubung dan akan segera dilayani oleh operator. Langganan yang
memanggil tadi akan mengetahui bila operator tersebut telah menjawab
pangilannya, karena operator tersebut akan menanyakan nomor telepon yang
diinginkannya. Dalam system otomatis, untuk mengetahui bahwa peralatan telepon
otomatis tersebut telah siap untuk menerima pesan-pesan maka perlu dikirimkan
beberapa tanda-tanda sinyal tertentu kepada langganan yang memanggil tadi.
Sinyal ini dinamakan DIAL TONE.
Dalam system
manual, bila operator meminta agar pelanggan menyebutkan nomor yang diingikan,
maka akan diberitahukan. Selanjutnya operator tersebut memeriksa apakah nomor
yang diinginkan tesebut sedang tidak digunakan, dan bila tidak, operator akan
memberitahukan dengan member sinyal listrik yang akan membunyikan bel pada
nomor telepon yang diinginka tersebut, sementara itu ia memberitahu pada
langganan yang meminta hubungan tersebut, bahwa operator sedang mencoba untuk
menghubungkannya. Untuk melaksanakan tugas yang sama itu pada system otomatis,
dibutuhkan suatu sinyal pemberitahuan, dan sinyal ini dinamakan RING TONE. Pada
waktu yang sama dengan pengiriman sinyal ini, dikirim pula ARUS LISTRIK untuk
menyembunyikan bel pada telepon yang di panggil, persis seperti yang dilakukan
oleh operator telepon pada system manual.
Selanjutnya pada
system manual, jika pelanggan yang diinginkan telah siap untuk melakukan
hubungan, maka operator memberitahukan langganan yang memanggil bahwa system
telah siap untuk dipakai. Dalam system otomatis, suatu tanda yang dinamakan
BUSY TONE diperlukan untuk memberitahukan bahwa system telah siap untuk dipakai
jika langganan meminta operator untuk menyambungkan dengan nomor yang tidak
ada, maka pada system manual operator akan memberitahukan pada langganan
tersebut, bahwa nomor yang diminta tidak ada. Dalam system otomatis, digunakan
suatu tanda yang dinamakan NUMBER UNOBTAINABLE TONE (NU) untuk memberitahukan
langganan yang meminta nomor tersebut.
Dalam suatu pusat
sakelar penghubung otomatis untuk hubungan interlokal, bila seorang langganan
memutar nomor telepon yang diminta, mungkin peralatan otomatis tersebut tidak
dapat menyambungkan pangilan telepon tersebut, diakrenakan nomor yang diminta
sedang dipakai berhubungan dengan nomor yang lain. Dalam hal ini, untuk
memberitahukan langganan telepon yang meminta hubungan tadi dikirimkan suatu
sinyal yang dinamakan EQUIPMENT BUSY TONE atau yang sering disebut sebagai nada
sibuk.
7.5 Jaringan Telegraf
Pada banyak Negara kebutuhan untuk tersedianya dua buah jaringan
teleprinter sudah sangat mendesak.
Pertama, adalah
suatu jaringan untuk masyarakat umum denganmana masyarakat dapat mengirimkan
telegram kesetiap alamat dalam Negara tersebut. Telegram semacam itu dapat
dibuat dalam suatu bentuk formulir telegram bertulis pada suatu kantor pos,
ataupun dengan menelponkan telegram tersebut kepada operator pada suatu panel
telegraf khusus dengan memutar suatu kode (nomor) tertentu. Pesan pada telegram
tersebut, kemudian disampaikan oleh teleprinter kesuatu terminal telegraf yang
terdekat pada tempat yang dituju. Operator telegram pada tempat yang dituju
tersebut kemudian menempelkan pita pesanan telrprinter tersebut pada suatu
formulir telegram yang selanjutnya kemudian dikirimkan ke alamat yang situju.
Kedua, adalah
kebutuhan akan adanya suatu jaringan teleprinter untuk komunikasi pribadi
antara orang-orang tertentu atau antara perusahaan-perusahaan ataupun antara
organisasi-organisasi, dikmana lebih disukai untuk mengirimkan pesan tercetak
(tertulis) dari pada penyampaian pesan lisan melalui telepon. System seperti
ini lebih dikelal dengan nama TELEX.
Pada umumnya
komunikasi dengan teleprinter pribadi ini menggunakan jaringan tepon umum.
Setiap langganan yang memerlukan fasilitas ini menyewa suatu teleprinter
sebagaimana penyewaan suatu telefon. Untuk megirimkan suatu pesan telex, suatu
panggilan telepon dikirimkan ke nomer yang diinginka, dan ketika hubungan telex
telah terlaksana, kedua langganan tersebut memindahkannya atau “menswitch” dari
telepon ke teleprinter, dengan demikian pesan-pesan dapat dikirim secara
tertulis. Hal ini diperlihatkan pada gambar 7.13.
Gambar 7.13 hubungan jaringan telex yang pertama
Peralatan dengan
frekuensi suara manusia yang diperlihatkan dalam gambar 7.13, dibutuhkan untuk
merubah kode-kode pulsa arus searah kurang lebih 80 V menjadi tegangan
bolak-balik yang memiliki frekuensi dalam suara manusia, sedemikian sehingga
jaringan telepon dapat menangani sinyal informasi dari teleprinter tersebut.
Pada system dengan cara hubungan seperti ini, timbul beberapa kesulitan.
Selanjutnya untuk mengatasi hal ini, dibuat suatu jaringan sakelar (switching)
terpisah secara lengkap, khusus untuk melayani komunikasi dengan telex ini.
PENGENALAN PADA
JARINGA TELEPON DAN TELEGRAF
PENDAHULUAN
Dalam gambar 5.2 telah diperlihatkan suatu prinsip yang sangat
sederhana dari suatu hubungan telefon, dimana pada tiap sisi terdapat
transducer pengirim dan transducer penerima. Gambar tersebut dapat lebih
disederhanakan lagi, seperti terlihat pada gambar 7.1
Penghantar 2 kawat
Gambar 7.1
sistem telepon secara sederhana
Selain
dari hubungan telepon seperti diatas, terdapat bentuk lain dari system komunikasi,
antara lain komunikasi dengan menggunakan kata – kata tertulis yang disebut
system telegraf. Salah satu jenis system telegraf ini mempunyai dua buah alat pencetak jarak
jauh ( teleprinter) yang dihubungka satu dengan yang lain oleh kawat penghantar.
TELEPRINTER
adalah suatu alat yang kelihatannya seperti suatu mesin tik besar, dengan
tombol – tombol tekan yang berisi huruf – huruf, gambar – gambar dan tanda –
tanda lain yang umum digunakan. Bila suatu tombol ditekan, peralatan
teleprinter tersebut akan menghasilkan suatu bentuk serangkaian pulsa – pulsa
tegangan (+80 volt dan -80 volt) sesuai dengan system kode “murray” (kode
dengan 5 unit). Pulsa – pulsa tegangan tersebut kemudian diteruskan ke kawat
penghantar yang dihubungkan dengan teleprinter lain sedemikian rupa sehingga
serangkaian pulsa arus akan mengalir sepanjang penghantar tersebut ke
teleprinter pada sisi lain, pulsa – pulsa arus ini kemudian akan meng”aktif”kan
suatu penerima elektromagnetis yang selanjutnya menggerakan mekanisme teleprinter
tersebut untuk mencetak kembali huruf/tanda yang sesuai dengan apa yang telah
dipilih pada teleprinter pengirim.
Pada
saat yang sama, pada teleprinter pengirim pulsa – pulsa tegangan dapat
disambungkan keperalatan menerima elektomagnetisnya semndiri sehingga dapat
dibuat duplikat dari pesan yang sedang dikirimkan pada teprinter pada sisi yang
lain. Pesan – pesan tersebut dapat dietak pada kertas biasa, atau pada suatu
bentuk kertas tik yang panjang yang tidak kertas biasa, atau pada suatu bentuk kertas
tik yang panjang yang tidak terputus – putus.Cara yang terakhir ini digunakan
pada system telegraf untuk umum.kertas tik yang panjang ini dapat dipotong –
potong dan selanjutnya ditempelkan pada suatu bentuk formulir telegram dan
segera dikirimkan ke si alamat.
Gambar
7.2 memperlihatkan suatu hubungan telegraf yang sederhana, dimana penghanatar
yang digunakan untuk menghubungkan kedua teleprinter, dapat berupa satu kawat
ataupun dua kawat, tergantung pada system yang digunakan.
Penghantar kawat atau 2 kabel
Gambar 7.2 sistem telegraf sederhana
Kedua system
komunikasi yang diperlihatkan pada gambar 7.1 dan gambar 7.2 memperlihatkan
hubungan yang permanen antara dua tempat A dan B dan merupaka system pertama
yang digunakan untuk kedua jenis komunikasi ini. Tidak sulit dibayangkan bahwa
pada saat permulaan digunakannya system komunikasi ini, banyak orang atau
pelanggan (subscriber)
ingin turut menggunakannya. Selanjutnya setiap orang yang menggunakan system ini juga berharap agar ia tidak hannya dapat berkomunikasai dengan satu orang saja, tapi bila diperlukan ia dapat melakukan hubungan komunikasi dengan orang – orang lain yang terhubung dalam system tersebut.
ingin turut menggunakannya. Selanjutnya setiap orang yang menggunakan system ini juga berharap agar ia tidak hannya dapat berkomunikasai dengan satu orang saja, tapi bila diperlukan ia dapat melakukan hubungan komunikasi dengan orang – orang lain yang terhubung dalam system tersebut.
Untuk suatu jumlah
yang kecil, misalnya empat atau lima orang, masih mungkin untuk menyediakan
sambungan – sambungan penghantar keseluruh peralatan telefon atau telegraf
tersebut, seperti diperlihatkan dalam gambar 7.3. pada system komunikasi dengan
jumlah pemakai yang kecil tersebut, diperlukan beberapa untuk tanda atau kode,
sehingga setiap pemakaian dapat menghubungi pemakai atau langganan yang lain
bila diinginkan.
Jelas bahwa ada
suatu batas tertentu yang dapat dilayanidengan system komunikasi secara lengkap
tersebut, terbatas baik dalam jumlah langganan maupun dalam luas daerah
geografis yang dapat dicakup.Dapat kita bayangkan bagaimana sulitnya hubungan
ratusan atau ribuan langganan dengan jarak – jarak yang cukup jauh secara
lengkap.
Penghantar 2 kawat
Gambar 7.3
sistem komunikasi dengan hubungan yang lengkap
Karena itu timbul
suatu perkembangan, dimana disediaka suatu lokasi (titik) pusat kelokasi semua
anggota yang dihubungkan, selanjutnya dari lokasi ini setiap dua anggota dapat
dohubungkan sesuai dengan kebutuhannya.Tempat lokasi atau titik pusat ini
dinamakan EXCHANGE (pusat sakelar penghubung). Kantor – kantor telepon dan
kantor telegraf merupakan suatu “exchange” atau pusat sakelar penghubung, dan
diperlukan seorang operator untuk menyambungkan sakelar – sakelar penghubung
sesuai dengan permintaan langganan.
Suatu system
hubunga telepon dengan prinsip “exchange” diperlihatkan dalam gambar 7.4.
Pemutusan-penyambungan hubungan dilakukan oleh operator sesuai
permintaaan
Sakelar
penghubung
telepon
Gambar 7.4
sistem hubungan telepon sederhana dengan satu titik pusat sakelar penghubung
atau “exchange”
Bila suatu system
pelepon atau telegraf telah dibangun dala suatu daerah/ kota tertentu, maka
akan segera timbul peminat – peminat lain untuk turut menggunakan system ini
sehingga akan pula segera timbul kebutuhan untuk menyediakan system ini secera
nasional. Dengan memperlihatkan gambar 7.4, adalah tidak praktis untuk hannya
membangun satu pusat sakelar penghubung dalam suatu Negara, dengan semua
langganan dihubungkan kepusat sakelar penghubung.Hal ini disebabkan banyaknya
jumlah sakelar penghubung yang harus disediakan dan juga karena panjangnya
penghantar yang harus disediakan untuk setiap langganan.Dengan demikian
sejumlah pusat sakelar penghubung harus disediakan dalan suatu JARINGAN
NASIONAL (national network).Untuk ini setiap pusat sakelar penghubung harus
mempunyai batas daerah geografis yang jelas dan jumlah langganan yang terbatas
yang dihubungkan dengannya.
Selanjutnya timbul
kesulitan bagaimana agar langganan – langganan pada suatu pusat sekelar
penghubung dapat dihubungkan dengan pemakaian lain pada pusat sakelar
penghubung yang lain dalam negara tersebut. Sebagaimana tidak praktisnya jika
keseluruhan langganan daalm suatu pusat sakelar penghubung dihubungkan secara
lengkap. Hal ini diperlihatkan dalam gambar 7.5, dengan hannya lima pusat
sakelar penghubung yang dihubungkan secara lengkap.
Kawat-kawat penghubung
Langganan telepon
Gambar 7.5 lima pusat sakelar penghubung yang dihubungkan secara
lengkap.
Penghantar –
penghantar yang menghubungkan pusat – pusat sakelar penghubung di atas
merepresentasikan sejumlah penghantar dua kawat dan disebut JUNCTIONS. Jelaslah
bahwa jika cara ini diterapkan pada jumlah pusat sakelar penghubung yang
banyak, maka jumlah penghantar – penghantar yang diperlukan akan sangat banyak
pula. Kesulitan ini dapat diatasi dengan cara mengelompokan pusat – pusat
sakelar penghubung dalam suatu daerah geografis tertentu kedalam suatu KELOMPOK
pusat sakelar penghubung, dan memilih salah satu pusat penghubung sakelar
tersebut sebagai pusat penghubung kelompok yang disebut sebagai GROUP SWITCHING
CENTRE (GSC). Hal ini diperlihatkan dalam gambar 7.6.
sakelar
penghubung A dan
pusat kelompok
sakelar Ke pusat sakelar penghubung internasional
penghubung
(GSC)
langganan telefon
penghubung lokal
Gambar 7.6
pemusatan pada kelompok pusat – pusat sakelar penghubung (Group Switching Centre)
Hubungan –
hubungan antara pusat – pusat sakelar penghubung dalam suatu kelompok dapat
dilakukan dengan jaringan penghubung rangkaian penuh, tapi semua hubungan
dengan pemakai – pemakai di luar (outside) kelompok tersebut dilakukan melalui
suatu GSC. Dengan cara ini sejumlah pusat sakelar penghubung local menempati
satu GSC. Dengan cara ini sejumlah pusat sakelar penghubung local menempati
satu GSC, dan pangilan – pangilan dari luar kelompok dipusatkan pada GSC
tersebut.
Dengan cara yang
sama untuk meneruskan suatu panggilan jarak jauh (interlokal), beberapa
kelompok GSC dapat menempati satu pusat sakelar penghubung (“switching
centre”). Pusat – pusat sakelar penghubung untuk percakapan interlokal jarak
jauh ini disebut sebagai TRUNK SWITCHING CENTRE atau “TSC”.Dalam gambar 7.7
diperlihatkan hubungan – hubungan langsung antara beberapa GSC yang berdekatan
dimana jumlah pangilan – pangilan yang ada memungkinkan.
Dengan cara ini,
yaitu dengan bentuk suatu jaringan pusat – pusat sakelar penghubung bertingkat,
dengan pangilan – pangilan dikumpulkan atau dipusatkan pada tempat – tempat
yang setrategis, seluruh negara dapat tercakup dalam system ini dan dapat
digunakan sambungan jaringan seminimum mungkin.
Ketika jaringan
komunikasi di inggris direncanakan kembali dalam tahun 1930, penyambungan –
penyambungan dan pemutusan – pemutusan hubungan pada pusat – pusat sakelar
penghubung.Saat ini telah dapat dilakukan hubungan langsung ke hampir semua
pemakaian pada jarak jauh.
Jaringan
interlokal antara GSC-GSC
Bila
diperlukan
Ke TSC-TSC yang lain
Jaringan interlokal dari GSC ke TSC
Gambar 7.7
pemusatan pangilan – pangilan jarak jauh (interlokal) pada suatu “Trunk
Switching Centre”
Yaitu dengan mengunakan suatu jaringan yang disebut “Subsciber Trunk
Dialing (STD)”.jaringa STD ini dibagi dalam dua bagian yaitu:
1.
Bagian
yang menangani pangilan – pangilan pada jarak yang relative pendek, dan juga
pangilan jarak jauh yang hanya membutuhkan satu pusat sakelar penghubung perantaara
antara GSC pengirim dan GSC yang dituju. Pemutusan dan penghubungan rangkaian
pada bagian ini dilakukan pada bagian dengan rangkain dua kawat.
2.
Bagian
yang lain disebut jaringan TRANSIT dan digunakan pada pangilan – pangilan jarak
jauh yang membutuhkan lebih dari satu pusat sakelar penghubung. Pemutusan dan
penyambungan hunbungan dalam hal ini dilakukan pada bagian rangkaian –
rangakaian dengan 4 – kawar dan engan suatu system sinyal kecepatan tinggi.
Prinsip dari jaringan sakelar penghubung telefon di inggris
diperintahkan dalam gambar 7.8. “TSC – TSC” dalam hal ini dibagi dalam dua
kategori yaitu: PUSAT – PUSAT SAKELAR PENGHUBUNG DISTRIK (DSC) dan MSC yang ada
dihubungkan secara penuh. Setiap GSC dihubungkan pada minimal satu DSC.
Jadi pada jaringan komunikasi nasional terdapat tingkat – tingkat
yang berbeda dan pusat – pusat sakelar penghubung yang dibuat berdasarkan
urutan kepentingannya. Makin penting tingkat tertentu dari suatu pusatsakelar
penghubung, makun banyak mereka terdapat. Disamping itu juga terdapat bermacam
– macam tingkat jaringan penghubung, sebagai contoh:
Ke
MSC – MSC lain
Penghantar utama (4 kawat)
PISAT SAKELAR PENGHUBUNG UTAMA penghantar
utama (2kawat
PUSAT
SAKELAR DISTRIK penghantar pilihan
(4kawat)
penghantar
pilihan (2kawat)
Gambar 7.8 gambar dari suatu jaringan sakelar penghubung nasional.
Jaringan para langganan (“subscribers line”), penghubung antara
kelompok langganan (“junctions”) dan jaringan sambungan interlokal. Dalam hal
ini jaringan penghubung yang disediakan disesuaikan dengan jaraknya,
kepentingannya dan biayanya.
Sebagai gambaran bagaimana dua langganan telepon dalam bagian yang
berbeda dalam satu Negara dapat saling berhubungan, diperlihatkan dalam gambar
7.9.
Dalam hubungan antara dua langganan telepon yang relatif dekat satu
sama lain, tidaklah diperlukan suatu jaringan perantara, sebagaimana diperlikan
dalam gambar 7.10. jadi diperlukan tidaknya suatu GSC perantara ditentukan oleh
jarak antara langganan – langganan telefon tersebut.
langganan
yg memanggil Jaringan perantara langganan yg dipanggil
sumber tujuan
penghub. Antar langganan jaringan
penghub.
Gamnbar 7.9
bagan dari suatu jaringan penghubung telefon nasional
Jaringan
menengah
langgan yang meminta langgan
yang dipanggil
Pilih hubungan-hubungan
Gambar 7.10
hubungan antara dua langganan telepon tanpa menggunakan jaringan perantara.
Kebutuhan
selanjutnya dari seorang langganan telepon adalah melakukan hubungan telefon
dengan seseorang dinegara lain. Dengan cara yang sama seperti hubungan telepon
nasional, dimana hubungan dilakukan secara bertahap, dipusatkan pada GSC, DSC
dan MSC, demikian pula hubungan telepon dengan Negara lain dipusatkan pada
suatu PUSAT SAKELAR PENGHUBUNG INTERNASIONAL (international exchange) di setiap
Negara. Di inggris, pusat sakelar penghubung internasional ini terdapat di
London. Gambar 7.11 memperlihatkan suatu hubungan kesuatu pusat sakelar
penghubung internasional.
JARINGAN DISTRIBUSI LOKAL
Sekarang akan kita perhatikan cara menghubungkan peralatan –
peralatan telepon para langganan ke suatu pusat sakelar hubungan telepon local.
Pilihan hubungan yang tersedia
langganan yang menerima penghubung
internasional
ke pusat sakelar penghubung internasional atau ke Negara lain
Gambar 7.11
suatu hibungan dari langanan – langgananke suatu pusat sakelar penghubung
internasional.
Sebagai pegangan, kita anggap bahwa setiap telepon membutuhkan
jaringan dengan dua kawat penghantar atau SATU PASANG kawat penghantar.
Pasangan –
pasangan kawat penghantar ini keluar dari suatu pusat sakelar penghubung dalam
kabel – kabel besar utama (yang terdiri dari banyak pasangan kawat), yang
kemudian disambungkan ke titik – titik hubungan utama atau lemari – lemari
(cabinet) logam yang diletakan pada beberapa tempat yang berbeda dalam daerah
geografis pusat sakelar hubungan telepon tersabut.
Selanjutnya satiap
titik hubungan utama atau lemari – lemari logam tersebut disambungkan ke
sejumlah titik – titik hubungan tingkat dua atau tiang – tiang (pilar) dengan
menggunakan kabel – kabel cabang (yang mempunyai banyak pasang kawat) yang
lebih kecil. Dari titik – titik hubungan tingkat kedua ini atau tiang – tiang
ini, kabel – kabel distribusi dihubungkan ke titik – titik distribusi (DP). Selanjutnya
titik – titik distribusi ini dihubungkan ke suatu jumlah kecil langganan.
Hubungan dari
suatu titik distribusi ke masing – masing langganan ini di lakukan melalui
suatu pasang kabel berisolasi yang sederhana atau dapat juga melalui suatu
batang kabel atau dua buah kawat udara tanpa isolasi. Lemari – lemari logam
yang digunakan sebagai titik hubungan utama dan tiang – tiang yang digunakan
sebagai titik hubungantingkat kedua memenerikan suatu fleksibilitas yang tinggi
dalam pendistribusian pasangan – pasangan kabel dalam suatu daerah pusat
sakelar penghubung telepon.
Sistem distribusi
hubungan local dengan lemari logam dan tiang-tingan ini telah menjadi suatu
standar selama bertahun-tahun.. pada waktu unu tiang-tiang yang digunakan
sebagai titik hubung tingkat kedua sedang dalam tahap peribahan, yaitu dengan
digunakan lemari-lemari yang terbuat dari besi tuang yang mempunyai
fleksibilitas yang sama dengan tiang-tiang, tetapi dengan suatu metode atau
cara menghubungkan pasangan-pasangan kabel yang berbeda. Hal ini diperlihatkan
dalam gambar 7.12.
7.3 Hubungan Antara Pusat Pusat Saklar Penghubung Telepon
Dalam
gambar 7.8 telah diperlihatkan suatu jaringan telepon nasional, dengan
kawat-kawat sambungan lokal, hubungan antara pusat-pusat saklar penghubung
tertentu dan rangkaian-rangkaian inter lokal antara pusat. DP
Titik
hubung sekunder (SCP)
Titik hubung primer (PCP)
|
Kabel
penyambung
DP kabel-kabel
cabang
Kabel kabel utama yang menuju lemari-lemari penghubung lain
Kabel distribusi kabel
langganan
Gambar 7.12 prinsip jaringan distribusi hubungan telepon lokal.
Penhubung yang lain dalam bab 6 telah dijelaskan secara singkat
bermacam macam kabel
Untuk
menghubungkan langganan-langganan telefon kesuatu pusat sakelar penghubung dan
pusat-pusat saklar penghubung tersebut dengan GSC, umunnya digunakan suatu
tutup kabel dengan BANYAK PASANGAN kawat. Sedangkan untuk hubungan antara GSC
dengan TSC (pusat sakelar penghubung interlokal), serta antara TSC itu sendiri,
digunakan kabel-kabel koaksial.
Kabel-kabel yang
digunakan ini umumnya dikubur didfalam tanah, tapi kadang-kadang diperlukan
pula kabel-kabel khusus yang dapat dipergunakan dalam laut, bila dipergunakan
sambungan-sambungan yang menyeberangi sungan, danau, laut dan sebagainya.
7.4 SInyal-Sinyal Pembari Tanda (Supervisori Signals)
Ketika pertama kali jaringan telepon digunakan, sambungan antara
pemakai pada pusat-pusat sakelar penghubung dilakukan secara manual oleh
operator-operator telepon. Segera disadari bahwa banyak keuntungan yang
diperoleh jika digunakan suatu peralatan otomatis yang dapat diatur dari jauh
oleh pelanggan-pelanggan telepon yang memerlukan hubungan, dengan mempergunakan
“dial”nomor telepon dari telepon yang bersangkutan.
Dalam system
manual, bila seorang langganan menginginkan untuk melakukan suatu hubungan
telepon, maka sutau sinyal akakn mengalir dari pesawat teleponnya ke puasat
sakelar penghubung dan akan segera dilayani oleh operator. Langganan yang
memanggil tadi akan mengetahui bila operator tersebut telah menjawab
pangilannya, karena operator tersebut akan menanyakan nomor telepon yang
diinginkannya. Dalam system otomatis, untuk mengetahui bahwa peralatan telepon
otomatis tersebut telah siap untuk menerima pesan-pesan maka perlu dikirimkan
beberapa tanda-tanda sinyal tertentu kepada langganan yang memanggil tadi.
Sinyal ini dinamakan DIAL TONE.
Dalam system
manual, bila operator meminta agar pelanggan menyebutkan nomor yang diingikan,
maka akan diberitahukan. Selanjutnya operator tersebut memeriksa apakah nomor
yang diinginkan tesebut sedang tidak digunakan, dan bila tidak, operator akan
memberitahukan dengan member sinyal listrik yang akan membunyikan bel pada
nomor telepon yang diinginka tersebut, sementara itu ia memberitahu pada
langganan yang meminta hubungan tersebut, bahwa operator sedang mencoba untuk
menghubungkannya. Untuk melaksanakan tugas yang sama itu pada system otomatis,
dibutuhkan suatu sinyal pemberitahuan, dan sinyal ini dinamakan RING TONE. Pada
waktu yang sama dengan pengiriman sinyal ini, dikirim pula ARUS LISTRIK untuk
menyembunyikan bel pada telepon yang di panggil, persis seperti yang dilakukan
oleh operator telepon pada system manual.
Selanjutnya pada
system manual, jika pelanggan yang diinginkan telah siap untuk melakukan
hubungan, maka operator memberitahukan langganan yang memanggil bahwa system
telah siap untuk dipakai. Dalam system otomatis, suatu tanda yang dinamakan
BUSY TONE diperlukan untuk memberitahukan bahwa system telah siap untuk dipakai
jika langganan meminta operator untuk menyambungkan dengan nomor yang tidak
ada, maka pada system manual operator akan memberitahukan pada langganan
tersebut, bahwa nomor yang diminta tidak ada. Dalam system otomatis, digunakan
suatu tanda yang dinamakan NUMBER UNOBTAINABLE TONE (NU) untuk memberitahukan
langganan yang meminta nomor tersebut.
Dalam suatu pusat
sakelar penghubung otomatis untuk hubungan interlokal, bila seorang langganan
memutar nomor telepon yang diminta, mungkin peralatan otomatis tersebut tidak
dapat menyambungkan pangilan telepon tersebut, diakrenakan nomor yang diminta
sedang dipakai berhubungan dengan nomor yang lain. Dalam hal ini, untuk
memberitahukan langganan telepon yang meminta hubungan tadi dikirimkan suatu
sinyal yang dinamakan EQUIPMENT BUSY TONE atau yang sering disebut sebagai nada
sibuk.
7.5 Jaringan Telegraf
Pada banyak Negara kebutuhan untuk tersedianya dua buah jaringan
teleprinter sudah sangat mendesak.
Pertama, adalah
suatu jaringan untuk masyarakat umum denganmana masyarakat dapat mengirimkan
telegram kesetiap alamat dalam Negara tersebut. Telegram semacam itu dapat
dibuat dalam suatu bentuk formulir telegram bertulis pada suatu kantor pos,
ataupun dengan menelponkan telegram tersebut kepada operator pada suatu panel
telegraf khusus dengan memutar suatu kode (nomor) tertentu. Pesan pada telegram
tersebut, kemudian disampaikan oleh teleprinter kesuatu terminal telegraf yang
terdekat pada tempat yang dituju. Operator telegram pada tempat yang dituju
tersebut kemudian menempelkan pita pesanan telrprinter tersebut pada suatu
formulir telegram yang selanjutnya kemudian dikirimkan ke alamat yang situju.
Kedua, adalah
kebutuhan akan adanya suatu jaringan teleprinter untuk komunikasi pribadi
antara orang-orang tertentu atau antara perusahaan-perusahaan ataupun antara
organisasi-organisasi, dikmana lebih disukai untuk mengirimkan pesan tercetak
(tertulis) dari pada penyampaian pesan lisan melalui telepon. System seperti
ini lebih dikelal dengan nama TELEX.
Pada umumnya
komunikasi dengan teleprinter pribadi ini menggunakan jaringan tepon umum.
Setiap langganan yang memerlukan fasilitas ini menyewa suatu teleprinter
sebagaimana penyewaan suatu telefon. Untuk megirimkan suatu pesan telex, suatu
panggilan telepon dikirimkan ke nomer yang diinginka, dan ketika hubungan telex
telah terlaksana, kedua langganan tersebut memindahkannya atau “menswitch” dari
telepon ke teleprinter, dengan demikian pesan-pesan dapat dikirim secara
tertulis. Hal ini diperlihatkan pada gambar 7.13.
Gambar 7.13 hubungan jaringan telex yang pertama
Peralatan dengan
frekuensi suara manusia yang diperlihatkan dalam gambar 7.13, dibutuhkan untuk
merubah kode-kode pulsa arus searah kurang lebih 80 V menjadi tegangan
bolak-balik yang memiliki frekuensi dalam suara manusia, sedemikian sehingga
jaringan telepon dapat menangani sinyal informasi dari teleprinter tersebut.
Pada system dengan cara hubungan seperti ini, timbul beberapa kesulitan.
Selanjutnya untuk mengatasi hal ini, dibuat suatu jaringan sakelar (switching)
terpisah secara lengkap, khusus untuk melayani komunikasi dengan telex ini.
PENGENALAN PADA
JARINGA TELEPON DAN TELEGRAF
PENDAHULUAN
Dalam gambar 5.2 telah diperlihatkan suatu prinsip yang sangat
sederhana dari suatu hubungan telefon, dimana pada tiap sisi terdapat
transducer pengirim dan transducer penerima. Gambar tersebut dapat lebih
disederhanakan lagi, seperti terlihat pada gambar 7.1
Penghantar 2 kawat
Gambar 7.1
sistem telepon secara sederhana
Selain
dari hubungan telepon seperti diatas, terdapat bentuk lain dari system komunikasi,
antara lain komunikasi dengan menggunakan kata – kata tertulis yang disebut
system telegraf. Salah satu jenis system telegraf ini mempunyai dua buah alat pencetak jarak
jauh ( teleprinter) yang dihubungka satu dengan yang lain oleh kawat penghantar.
TELEPRINTER
adalah suatu alat yang kelihatannya seperti suatu mesin tik besar, dengan
tombol – tombol tekan yang berisi huruf – huruf, gambar – gambar dan tanda –
tanda lain yang umum digunakan. Bila suatu tombol ditekan, peralatan
teleprinter tersebut akan menghasilkan suatu bentuk serangkaian pulsa – pulsa
tegangan (+80 volt dan -80 volt) sesuai dengan system kode “murray” (kode
dengan 5 unit). Pulsa – pulsa tegangan tersebut kemudian diteruskan ke kawat
penghantar yang dihubungkan dengan teleprinter lain sedemikian rupa sehingga
serangkaian pulsa arus akan mengalir sepanjang penghantar tersebut ke
teleprinter pada sisi lain, pulsa – pulsa arus ini kemudian akan meng”aktif”kan
suatu penerima elektromagnetis yang selanjutnya menggerakan mekanisme teleprinter
tersebut untuk mencetak kembali huruf/tanda yang sesuai dengan apa yang telah
dipilih pada teleprinter pengirim.
Pada
saat yang sama, pada teleprinter pengirim pulsa – pulsa tegangan dapat
disambungkan keperalatan menerima elektomagnetisnya semndiri sehingga dapat
dibuat duplikat dari pesan yang sedang dikirimkan pada teprinter pada sisi yang
lain. Pesan – pesan tersebut dapat dietak pada kertas biasa, atau pada suatu
bentuk kertas tik yang panjang yang tidak kertas biasa, atau pada suatu bentuk kertas
tik yang panjang yang tidak terputus – putus.Cara yang terakhir ini digunakan
pada system telegraf untuk umum.kertas tik yang panjang ini dapat dipotong –
potong dan selanjutnya ditempelkan pada suatu bentuk formulir telegram dan
segera dikirimkan ke si alamat.
Gambar
7.2 memperlihatkan suatu hubungan telegraf yang sederhana, dimana penghanatar
yang digunakan untuk menghubungkan kedua teleprinter, dapat berupa satu kawat
ataupun dua kawat, tergantung pada system yang digunakan.
Penghantar kawat atau 2 kabel
Gambar 7.2 sistem telegraf sederhana
Kedua system
komunikasi yang diperlihatkan pada gambar 7.1 dan gambar 7.2 memperlihatkan
hubungan yang permanen antara dua tempat A dan B dan merupaka system pertama
yang digunakan untuk kedua jenis komunikasi ini. Tidak sulit dibayangkan bahwa
pada saat permulaan digunakannya system komunikasi ini, banyak orang atau
pelanggan (subscriber)
ingin turut menggunakannya. Selanjutnya setiap orang yang menggunakan system ini juga berharap agar ia tidak hannya dapat berkomunikasai dengan satu orang saja, tapi bila diperlukan ia dapat melakukan hubungan komunikasi dengan orang – orang lain yang terhubung dalam system tersebut.
ingin turut menggunakannya. Selanjutnya setiap orang yang menggunakan system ini juga berharap agar ia tidak hannya dapat berkomunikasai dengan satu orang saja, tapi bila diperlukan ia dapat melakukan hubungan komunikasi dengan orang – orang lain yang terhubung dalam system tersebut.
Untuk suatu jumlah
yang kecil, misalnya empat atau lima orang, masih mungkin untuk menyediakan
sambungan – sambungan penghantar keseluruh peralatan telefon atau telegraf
tersebut, seperti diperlihatkan dalam gambar 7.3. pada system komunikasi dengan
jumlah pemakai yang kecil tersebut, diperlukan beberapa untuk tanda atau kode,
sehingga setiap pemakaian dapat menghubungi pemakai atau langganan yang lain
bila diinginkan.
Jelas bahwa ada
suatu batas tertentu yang dapat dilayanidengan system komunikasi secara lengkap
tersebut, terbatas baik dalam jumlah langganan maupun dalam luas daerah
geografis yang dapat dicakup.Dapat kita bayangkan bagaimana sulitnya hubungan
ratusan atau ribuan langganan dengan jarak – jarak yang cukup jauh secara
lengkap.
Penghantar 2 kawat
Gambar 7.3
sistem komunikasi dengan hubungan yang lengkap
Karena itu timbul
suatu perkembangan, dimana disediaka suatu lokasi (titik) pusat kelokasi semua
anggota yang dihubungkan, selanjutnya dari lokasi ini setiap dua anggota dapat
dohubungkan sesuai dengan kebutuhannya.Tempat lokasi atau titik pusat ini
dinamakan EXCHANGE (pusat sakelar penghubung). Kantor – kantor telepon dan
kantor telegraf merupakan suatu “exchange” atau pusat sakelar penghubung, dan
diperlukan seorang operator untuk menyambungkan sakelar – sakelar penghubung
sesuai dengan permintaan langganan.
Suatu system
hubunga telepon dengan prinsip “exchange” diperlihatkan dalam gambar 7.4.
Pemutusan-penyambungan hubungan dilakukan oleh operator sesuai
permintaaan
Sakelar
penghubung
telepon
Gambar 7.4
sistem hubungan telepon sederhana dengan satu titik pusat sakelar penghubung
atau “exchange”
Bila suatu system
pelepon atau telegraf telah dibangun dala suatu daerah/ kota tertentu, maka
akan segera timbul peminat – peminat lain untuk turut menggunakan system ini
sehingga akan pula segera timbul kebutuhan untuk menyediakan system ini secera
nasional. Dengan memperlihatkan gambar 7.4, adalah tidak praktis untuk hannya
membangun satu pusat sakelar penghubung dalam suatu Negara, dengan semua
langganan dihubungkan kepusat sakelar penghubung.Hal ini disebabkan banyaknya
jumlah sakelar penghubung yang harus disediakan dan juga karena panjangnya
penghantar yang harus disediakan untuk setiap langganan.Dengan demikian
sejumlah pusat sakelar penghubung harus disediakan dalan suatu JARINGAN
NASIONAL (national network).Untuk ini setiap pusat sakelar penghubung harus
mempunyai batas daerah geografis yang jelas dan jumlah langganan yang terbatas
yang dihubungkan dengannya.
Selanjutnya timbul
kesulitan bagaimana agar langganan – langganan pada suatu pusat sekelar
penghubung dapat dihubungkan dengan pemakaian lain pada pusat sakelar
penghubung yang lain dalam negara tersebut. Sebagaimana tidak praktisnya jika
keseluruhan langganan daalm suatu pusat sakelar penghubung dihubungkan secara
lengkap. Hal ini diperlihatkan dalam gambar 7.5, dengan hannya lima pusat
sakelar penghubung yang dihubungkan secara lengkap.
Kawat-kawat penghubung
Langganan telepon
Gambar 7.5 lima pusat sakelar penghubung yang dihubungkan secara
lengkap.
Penghantar –
penghantar yang menghubungkan pusat – pusat sakelar penghubung di atas
merepresentasikan sejumlah penghantar dua kawat dan disebut JUNCTIONS. Jelaslah
bahwa jika cara ini diterapkan pada jumlah pusat sakelar penghubung yang
banyak, maka jumlah penghantar – penghantar yang diperlukan akan sangat banyak
pula. Kesulitan ini dapat diatasi dengan cara mengelompokan pusat – pusat
sakelar penghubung dalam suatu daerah geografis tertentu kedalam suatu KELOMPOK
pusat sakelar penghubung, dan memilih salah satu pusat penghubung sakelar
tersebut sebagai pusat penghubung kelompok yang disebut sebagai GROUP SWITCHING
CENTRE (GSC). Hal ini diperlihatkan dalam gambar 7.6.
sakelar
penghubung A dan
pusat kelompok
sakelar Ke pusat sakelar penghubung internasional
penghubung
(GSC)
langganan telefon
penghubung lokal
Gambar 7.6
pemusatan pada kelompok pusat – pusat sakelar penghubung (Group Switching Centre)
Hubungan –
hubungan antara pusat – pusat sakelar penghubung dalam suatu kelompok dapat
dilakukan dengan jaringan penghubung rangkaian penuh, tapi semua hubungan
dengan pemakai – pemakai di luar (outside) kelompok tersebut dilakukan melalui
suatu GSC. Dengan cara ini sejumlah pusat sakelar penghubung local menempati
satu GSC. Dengan cara ini sejumlah pusat sakelar penghubung local menempati
satu GSC, dan pangilan – pangilan dari luar kelompok dipusatkan pada GSC
tersebut.
Dengan cara yang
sama untuk meneruskan suatu panggilan jarak jauh (interlokal), beberapa
kelompok GSC dapat menempati satu pusat sakelar penghubung (“switching
centre”). Pusat – pusat sakelar penghubung untuk percakapan interlokal jarak
jauh ini disebut sebagai TRUNK SWITCHING CENTRE atau “TSC”.Dalam gambar 7.7
diperlihatkan hubungan – hubungan langsung antara beberapa GSC yang berdekatan
dimana jumlah pangilan – pangilan yang ada memungkinkan.
Dengan cara ini,
yaitu dengan bentuk suatu jaringan pusat – pusat sakelar penghubung bertingkat,
dengan pangilan – pangilan dikumpulkan atau dipusatkan pada tempat – tempat
yang setrategis, seluruh negara dapat tercakup dalam system ini dan dapat
digunakan sambungan jaringan seminimum mungkin.
Ketika jaringan
komunikasi di inggris direncanakan kembali dalam tahun 1930, penyambungan –
penyambungan dan pemutusan – pemutusan hubungan pada pusat – pusat sakelar
penghubung.Saat ini telah dapat dilakukan hubungan langsung ke hampir semua
pemakaian pada jarak jauh.
Jaringan
interlokal antara GSC-GSC
Bila
diperlukan
Ke TSC-TSC yang lain
Jaringan interlokal dari GSC ke TSC
Gambar 7.7
pemusatan pangilan – pangilan jarak jauh (interlokal) pada suatu “Trunk
Switching Centre”
Yaitu dengan mengunakan suatu jaringan yang disebut “Subsciber Trunk
Dialing (STD)”.jaringa STD ini dibagi dalam dua bagian yaitu:
1.
Bagian
yang menangani pangilan – pangilan pada jarak yang relative pendek, dan juga
pangilan jarak jauh yang hanya membutuhkan satu pusat sakelar penghubung perantaara
antara GSC pengirim dan GSC yang dituju. Pemutusan dan penghubungan rangkaian
pada bagian ini dilakukan pada bagian dengan rangkain dua kawat.
2.
Bagian
yang lain disebut jaringan TRANSIT dan digunakan pada pangilan – pangilan jarak
jauh yang membutuhkan lebih dari satu pusat sakelar penghubung. Pemutusan dan
penyambungan hunbungan dalam hal ini dilakukan pada bagian rangkaian –
rangakaian dengan 4 – kawar dan engan suatu system sinyal kecepatan tinggi.
Prinsip dari jaringan sakelar penghubung telefon di inggris
diperintahkan dalam gambar 7.8. “TSC – TSC” dalam hal ini dibagi dalam dua
kategori yaitu: PUSAT – PUSAT SAKELAR PENGHUBUNG DISTRIK (DSC) dan MSC yang ada
dihubungkan secara penuh. Setiap GSC dihubungkan pada minimal satu DSC.
Jadi pada jaringan komunikasi nasional terdapat tingkat – tingkat
yang berbeda dan pusat – pusat sakelar penghubung yang dibuat berdasarkan
urutan kepentingannya. Makin penting tingkat tertentu dari suatu pusatsakelar
penghubung, makun banyak mereka terdapat. Disamping itu juga terdapat bermacam
– macam tingkat jaringan penghubung, sebagai contoh:
Ke
MSC – MSC lain
Penghantar utama (4 kawat)
PISAT SAKELAR PENGHUBUNG UTAMA penghantar
utama (2kawat
PUSAT
SAKELAR DISTRIK penghantar pilihan
(4kawat)
penghantar
pilihan (2kawat)
Gambar 7.8 gambar dari suatu jaringan sakelar penghubung nasional.
Jaringan para langganan (“subscribers line”), penghubung antara
kelompok langganan (“junctions”) dan jaringan sambungan interlokal. Dalam hal
ini jaringan penghubung yang disediakan disesuaikan dengan jaraknya,
kepentingannya dan biayanya.
Sebagai gambaran bagaimana dua langganan telepon dalam bagian yang
berbeda dalam satu Negara dapat saling berhubungan, diperlihatkan dalam gambar
7.9.
Dalam hubungan antara dua langganan telepon yang relatif dekat satu
sama lain, tidaklah diperlukan suatu jaringan perantara, sebagaimana diperlikan
dalam gambar 7.10. jadi diperlukan tidaknya suatu GSC perantara ditentukan oleh
jarak antara langganan – langganan telefon tersebut.
langganan
yg memanggil Jaringan perantara langganan yg dipanggil
sumber tujuan
penghub. Antar langganan jaringan
penghub.
Gamnbar 7.9
bagan dari suatu jaringan penghubung telefon nasional
Jaringan
menengah
langgan yang meminta langgan
yang dipanggil
Pilih hubungan-hubungan
Gambar 7.10
hubungan antara dua langganan telepon tanpa menggunakan jaringan perantara.
Kebutuhan
selanjutnya dari seorang langganan telepon adalah melakukan hubungan telefon
dengan seseorang dinegara lain. Dengan cara yang sama seperti hubungan telepon
nasional, dimana hubungan dilakukan secara bertahap, dipusatkan pada GSC, DSC
dan MSC, demikian pula hubungan telepon dengan Negara lain dipusatkan pada
suatu PUSAT SAKELAR PENGHUBUNG INTERNASIONAL (international exchange) di setiap
Negara. Di inggris, pusat sakelar penghubung internasional ini terdapat di
London. Gambar 7.11 memperlihatkan suatu hubungan kesuatu pusat sakelar
penghubung internasional.
JARINGAN DISTRIBUSI LOKAL
Sekarang akan kita perhatikan cara menghubungkan peralatan –
peralatan telepon para langganan ke suatu pusat sakelar hubungan telepon local.
Pilihan hubungan yang tersedia
langganan yang menerima penghubung
internasional
ke pusat sakelar penghubung internasional atau ke Negara lain
Gambar 7.11
suatu hibungan dari langanan – langgananke suatu pusat sakelar penghubung
internasional.
Sebagai pegangan, kita anggap bahwa setiap telepon membutuhkan
jaringan dengan dua kawat penghantar atau SATU PASANG kawat penghantar.
Pasangan –
pasangan kawat penghantar ini keluar dari suatu pusat sakelar penghubung dalam
kabel – kabel besar utama (yang terdiri dari banyak pasangan kawat), yang
kemudian disambungkan ke titik – titik hubungan utama atau lemari – lemari
(cabinet) logam yang diletakan pada beberapa tempat yang berbeda dalam daerah
geografis pusat sakelar hubungan telepon tersabut.
Selanjutnya satiap
titik hubungan utama atau lemari – lemari logam tersebut disambungkan ke
sejumlah titik – titik hubungan tingkat dua atau tiang – tiang (pilar) dengan
menggunakan kabel – kabel cabang (yang mempunyai banyak pasang kawat) yang
lebih kecil. Dari titik – titik hubungan tingkat kedua ini atau tiang – tiang
ini, kabel – kabel distribusi dihubungkan ke titik – titik distribusi (DP). Selanjutnya
titik – titik distribusi ini dihubungkan ke suatu jumlah kecil langganan.
Hubungan dari
suatu titik distribusi ke masing – masing langganan ini di lakukan melalui
suatu pasang kabel berisolasi yang sederhana atau dapat juga melalui suatu
batang kabel atau dua buah kawat udara tanpa isolasi. Lemari – lemari logam
yang digunakan sebagai titik hubungan utama dan tiang – tiang yang digunakan
sebagai titik hubungantingkat kedua memenerikan suatu fleksibilitas yang tinggi
dalam pendistribusian pasangan – pasangan kabel dalam suatu daerah pusat
sakelar penghubung telepon.
Sistem distribusi
hubungan local dengan lemari logam dan tiang-tingan ini telah menjadi suatu
standar selama bertahun-tahun.. pada waktu unu tiang-tiang yang digunakan
sebagai titik hubung tingkat kedua sedang dalam tahap peribahan, yaitu dengan
digunakan lemari-lemari yang terbuat dari besi tuang yang mempunyai
fleksibilitas yang sama dengan tiang-tiang, tetapi dengan suatu metode atau
cara menghubungkan pasangan-pasangan kabel yang berbeda. Hal ini diperlihatkan
dalam gambar 7.12.
7.3 Hubungan Antara Pusat Pusat Saklar Penghubung Telepon
Dalam
gambar 7.8 telah diperlihatkan suatu jaringan telepon nasional, dengan
kawat-kawat sambungan lokal, hubungan antara pusat-pusat saklar penghubung
tertentu dan rangkaian-rangkaian inter lokal antara pusat. DP
Titik
hubung sekunder (SCP)
Titik hubung primer (PCP)
|
Kabel
penyambung
DP kabel-kabel
cabang
Kabel kabel utama yang menuju lemari-lemari penghubung lain
Kabel distribusi kabel
langganan
Gambar 7.12 prinsip jaringan distribusi hubungan telepon lokal.
Penhubung yang lain dalam bab 6 telah dijelaskan secara singkat
bermacam macam kabel
Untuk
menghubungkan langganan-langganan telefon kesuatu pusat sakelar penghubung dan
pusat-pusat saklar penghubung tersebut dengan GSC, umunnya digunakan suatu
tutup kabel dengan BANYAK PASANGAN kawat. Sedangkan untuk hubungan antara GSC
dengan TSC (pusat sakelar penghubung interlokal), serta antara TSC itu sendiri,
digunakan kabel-kabel koaksial.
Kabel-kabel yang
digunakan ini umumnya dikubur didfalam tanah, tapi kadang-kadang diperlukan
pula kabel-kabel khusus yang dapat dipergunakan dalam laut, bila dipergunakan
sambungan-sambungan yang menyeberangi sungan, danau, laut dan sebagainya.
7.4 SInyal-Sinyal Pembari Tanda (Supervisori Signals)
Ketika pertama kali jaringan telepon digunakan, sambungan antara
pemakai pada pusat-pusat sakelar penghubung dilakukan secara manual oleh
operator-operator telepon. Segera disadari bahwa banyak keuntungan yang
diperoleh jika digunakan suatu peralatan otomatis yang dapat diatur dari jauh
oleh pelanggan-pelanggan telepon yang memerlukan hubungan, dengan mempergunakan
“dial”nomor telepon dari telepon yang bersangkutan.
Dalam system
manual, bila seorang langganan menginginkan untuk melakukan suatu hubungan
telepon, maka sutau sinyal akakn mengalir dari pesawat teleponnya ke puasat
sakelar penghubung dan akan segera dilayani oleh operator. Langganan yang
memanggil tadi akan mengetahui bila operator tersebut telah menjawab
pangilannya, karena operator tersebut akan menanyakan nomor telepon yang
diinginkannya. Dalam system otomatis, untuk mengetahui bahwa peralatan telepon
otomatis tersebut telah siap untuk menerima pesan-pesan maka perlu dikirimkan
beberapa tanda-tanda sinyal tertentu kepada langganan yang memanggil tadi.
Sinyal ini dinamakan DIAL TONE.
Dalam system
manual, bila operator meminta agar pelanggan menyebutkan nomor yang diingikan,
maka akan diberitahukan. Selanjutnya operator tersebut memeriksa apakah nomor
yang diinginkan tesebut sedang tidak digunakan, dan bila tidak, operator akan
memberitahukan dengan member sinyal listrik yang akan membunyikan bel pada
nomor telepon yang diinginka tersebut, sementara itu ia memberitahu pada
langganan yang meminta hubungan tersebut, bahwa operator sedang mencoba untuk
menghubungkannya. Untuk melaksanakan tugas yang sama itu pada system otomatis,
dibutuhkan suatu sinyal pemberitahuan, dan sinyal ini dinamakan RING TONE. Pada
waktu yang sama dengan pengiriman sinyal ini, dikirim pula ARUS LISTRIK untuk
menyembunyikan bel pada telepon yang di panggil, persis seperti yang dilakukan
oleh operator telepon pada system manual.
Selanjutnya pada
system manual, jika pelanggan yang diinginkan telah siap untuk melakukan
hubungan, maka operator memberitahukan langganan yang memanggil bahwa system
telah siap untuk dipakai. Dalam system otomatis, suatu tanda yang dinamakan
BUSY TONE diperlukan untuk memberitahukan bahwa system telah siap untuk dipakai
jika langganan meminta operator untuk menyambungkan dengan nomor yang tidak
ada, maka pada system manual operator akan memberitahukan pada langganan
tersebut, bahwa nomor yang diminta tidak ada. Dalam system otomatis, digunakan
suatu tanda yang dinamakan NUMBER UNOBTAINABLE TONE (NU) untuk memberitahukan
langganan yang meminta nomor tersebut.
Dalam suatu pusat
sakelar penghubung otomatis untuk hubungan interlokal, bila seorang langganan
memutar nomor telepon yang diminta, mungkin peralatan otomatis tersebut tidak
dapat menyambungkan pangilan telepon tersebut, diakrenakan nomor yang diminta
sedang dipakai berhubungan dengan nomor yang lain. Dalam hal ini, untuk
memberitahukan langganan telepon yang meminta hubungan tadi dikirimkan suatu
sinyal yang dinamakan EQUIPMENT BUSY TONE atau yang sering disebut sebagai nada
sibuk.
7.5 Jaringan Telegraf
Pada banyak Negara kebutuhan untuk tersedianya dua buah jaringan
teleprinter sudah sangat mendesak.
Pertama, adalah
suatu jaringan untuk masyarakat umum denganmana masyarakat dapat mengirimkan
telegram kesetiap alamat dalam Negara tersebut. Telegram semacam itu dapat
dibuat dalam suatu bentuk formulir telegram bertulis pada suatu kantor pos,
ataupun dengan menelponkan telegram tersebut kepada operator pada suatu panel
telegraf khusus dengan memutar suatu kode (nomor) tertentu. Pesan pada telegram
tersebut, kemudian disampaikan oleh teleprinter kesuatu terminal telegraf yang
terdekat pada tempat yang dituju. Operator telegram pada tempat yang dituju
tersebut kemudian menempelkan pita pesanan telrprinter tersebut pada suatu
formulir telegram yang selanjutnya kemudian dikirimkan ke alamat yang situju.
Kedua, adalah
kebutuhan akan adanya suatu jaringan teleprinter untuk komunikasi pribadi
antara orang-orang tertentu atau antara perusahaan-perusahaan ataupun antara
organisasi-organisasi, dikmana lebih disukai untuk mengirimkan pesan tercetak
(tertulis) dari pada penyampaian pesan lisan melalui telepon. System seperti
ini lebih dikelal dengan nama TELEX.
Pada umumnya
komunikasi dengan teleprinter pribadi ini menggunakan jaringan tepon umum.
Setiap langganan yang memerlukan fasilitas ini menyewa suatu teleprinter
sebagaimana penyewaan suatu telefon. Untuk megirimkan suatu pesan telex, suatu
panggilan telepon dikirimkan ke nomer yang diinginka, dan ketika hubungan telex
telah terlaksana, kedua langganan tersebut memindahkannya atau “menswitch” dari
telepon ke teleprinter, dengan demikian pesan-pesan dapat dikirim secara
tertulis. Hal ini diperlihatkan pada gambar 7.13.
Gambar 7.13 hubungan jaringan telex yang pertama
Peralatan dengan
frekuensi suara manusia yang diperlihatkan dalam gambar 7.13, dibutuhkan untuk
merubah kode-kode pulsa arus searah kurang lebih 80 V menjadi tegangan
bolak-balik yang memiliki frekuensi dalam suara manusia, sedemikian sehingga
jaringan telepon dapat menangani sinyal informasi dari teleprinter tersebut.
Pada system dengan cara hubungan seperti ini, timbul beberapa kesulitan.
Selanjutnya untuk mengatasi hal ini, dibuat suatu jaringan sakelar (switching)
terpisah secara lengkap, khusus untuk melayani komunikasi dengan telex ini.
0 komentar:
Posting Komentar